
Ijinkan aku dan keluargaku menapaki rumahMu Ya Allah
Ijinkan kami bersimpuh di hadapanMu
Aku ingin mendekatiMu
Sangat ingin mendekatiMu
Panggil aku Ya Allah
Mudahkan jalan menujuMu Ya Allah
Amin
(Dhini S. Zeredata...di tengah hari 17 November 2009)
Sendiri aku berangkat dengan terburu-buru ke rumah salah seorang kerabat pagi tadi
Karena si jenazah akan dimakamkan jam 9.00
Selesai melepas anak-anak dan suami beraktivitas,aku langsung melesat membawa mobilku
Karena takut tidak sempat melihat jenazah untuk terakhir kalinya sebelum dimakamkan
Untunglah perjalanan cukup lancar…Alhamdulillah
Sesampainya di rumah kerabatku itu,ternyata beliau baru saja dimandikan
Karena sama-sama perempuan,aku pun dapat menyaksikan bagaimana proses dikafankannya beliau.
Setiap mendatangi tempat yang dirundung duka seperti ini aku biasanya sedikit menangis…membayangkan sedihnya kehilangan orang yang kita sayangi
Tapi di saat yang bersamaan aku pun merenung
Ya..ternyata kita hidup itu akan berakhir dengan kematian
Setiap makhlukNya memiliki ajal…
Ketika tiba saatnya…kita tak dapat mengelak
Kita pun tidak lagi bertenaga
Apapun yang orang lain lakukan kepada diri kita saat kita mati,ternyata hanya dapat kita balas dengan diam…tidak ada daya
Begitu juga dengan beliau…
Ketika orang lain memandikannya dengan gosokan yang kuat…dia hanya diam…
Tidak lagi bisa berkata,”Stop,aku kesakitan dengan gosokan sekeras itu!”
Ketika kita matipun kita hanya berpakaian kafan
Tidak ada harta benda yang kita bawa…selain amal ibadah kita di dunia
Membuatku berpikir…itu sebabnya kita harus bisa berbagi sebanyak mungkin…semampu kita…karena pada akhirnya tidak ada sedikitpun harta dunia yang kita bawa ke dalam liang kubur
Justru berbagi dengan sesama,beramal baik dan doa yang hidup yang dapat menolong kita
Aku pun semakin yakin…untuk membiasakan diriku,suamiku anak-anakku untuk selalu menyertakan doa untuk kedua orangtua setiap saat…selesai sholat…ketika berangkat tidur malam
Karena itulah salah satu bekalku ketika ajalku tiba
Berangkat ke makam…renungan lain bermunculan di kepalaku…
Sementara kita sibuk mengurusi dunia…harta,rumah,mobil,motor…di pemakaman itu hanya satu ruang yang dituju…ruangan kecil berukuran 2x3 meter…
Doa kami semua mengiringi kepergiannya
Semoga amal ibadahnya diterima di sisiNya
Amin
(Dhini S. Zeredata…Yang sedang belajar mengambil hikmah dari setiap kejadian)
Waktu itu aku dan keluarga pergi ke Kebun Binatang Ragunan.
Anak-anak mau lihat binatang katanya.
Aku sih paling senang mengajak anak-anak ke Taman Primata Schmutzer.
Tempatnya lumayan bersih dibanding area-area lainnya .
Selain itu juga tidak terlalu banyak pemandangan tak senonoh dari orang-orang yang tidak ingat tempat dan waktu yang sedang…yahhh tahu dong sedang apa…hehe…walaupun hanya bermodal tikar atau pohon rindang…
Wondering…memangnya tidak jengah ya…
Sebenarnya yang aku mau ceritakan bukan tentang itu.
Tapi tentang ulah salah satu keluarga orangutan yang bermukim di situ.
Walaupun sudah ada tulisan di pinggir kandang si keluarga orangutan, tetap saja banyak orang yang melempar makanan ke dalam kandang.
Waktu itu yang saya perhatikan betul ada tiga orangutan, yang sepertinya terdiri dari ayah, ibu dan bayi orangutan.
Setiap ada yang melempar makanan apapun, pasti yang menangkap duluan si ayah…selanjutnya baru si ibu…kok begitu ya?
Tapi ya sudahlah itu sih tidak usah dipikirin...hehe…nggak penting juga kali..hehe
Yang aku takjub adalah sikap si ibu orangutan.
Selama hampir satu jam aku memperhatikan, tidak pernah sekalipun aku melihat dia meletakkan si bayi di tanah begitu saja…pasti si ibu selalu menyangga kepala bayinya dengan tangannya yang besar dan hitam itu..
Ibu bayi orang utan itu selalu meletakkan anaknya dengan perlahan ke tanah dan menyangga kepala si bayi.
Selain itu, setiap kali ada buah-buahan yang dilemparkan pengunjung ke dalam kandang, dan si bayi mau mengambilnya, pasti si ibu dengan gesit langsung mengambil buah tersebut, atau merebutnya dari si bayi.
Tidak untuk dimakan sendiri,tapi ternyata si ibu mengunyah buah tersebut, dan kemudian memberikan buah yang sudah dikunyahnya kepada si bayi langsung dari mulutnya ke mulut si bayi orang utan.
Amazing…
Sejenak aku terdiam.
Mengagumi karya Tuhan yang luar biasa di hadapanku.
Yang begitu berhati-hati menjaga anaknya.
Wondering…
Pasti kita juga bisa menjaga anak kita dengan hati-hati, melebihi sikap ibu orangutan kepada anaknya kan?
(Dhini S.Zeredata…yang sangat mengagumi Tuhan dan ciptaanNya)
Depok, 30 Oktober 2009
Sulit…
Pasti itu kata pertama yang terpikir
Ketika kita harus berubah dari kebiasaan kita
Untuk menjadi lebih baik
Sulit…
Pasti kita akan berpikir begitu
Ketika kita harus memilih
Untuk mendapatkan yang lebih baik
Penyesuaian pasti harus kita lakukan
Ketika kita harus berubah dari kebiasaan kita
Ketika kita juga harus memilih
Tapi kita pasti bisa
Aku yakin…
Untuk menjadi lebih baik
Untuk juga mendapatkan yang lebih baik
Kita harus berusaha sebisa kita
Dan selalu berdoa kepada Tuhan
Agar hidup dan kehidupan kita selalu dalam lindungan dan bimbinganNya
Agar Tuhan selalu memberi berkahNya untuk kita semua
Amin
(Dhini S.Zeredata…yang meyakini kebaikanNya untuk hidup kita)
Depok, 30 Oktober 2009